Sendirian

22 Oktober 2019


Ini adalah tahun ke 4 sejak aku meninggalkan bandung. Ada kerinduan yang menyelusup jiwa. rasanyanya sepi. benar-benar sepi. dan menyedihkan. Semua terasa canggung, aku tidak memiliki teman dekat.
saya hanya menuliskan setiap keluh kesah ini, lewat blog ini. Inilah dunia, ini belum mencapai kematian, saya baru berusia 29 tahun, mungkin ini adalah usia tengah-tengah, sebagaimana untuk masalah harta semua itu sudah mulai berangsur angsur terpenuhi.

Aku kangen sama mamah dan bapa, aku kangen sama addikku.

Saya kehilangan semuanya. kehilangan bersama teman-teman dan kehilangan bersama keluarga. Bagaimana dengan keluarga kecil saya? Suami saya selalu pulang malam dan setelah pulang malam dia hanya sibuk dengan gadgetnya. Apakah ada yang sama seperti saya? Mungkin anak saya juga merasakan hal yang sama seperti saya. Ada rasa tak nyaman. Karena anak kecil itu juga merindukan Bandung.

kadang kangen Ariani, yang selalu mau mendengarkan dan bertukar cerita, kangen juga sama bu iyan dan bu mery yang ngajarin untuk efisiensi. Kangen dengar cerita2 mereka. Kangan bu Dewi yang selalu bikin degdegan aku, tapi dia selalu memndang segala sesuatu dari sudut yang berbeda.

Kangen jalan2 sama teman2. setidaknya ada 1 tahun sekali acara jalan-jalan sendirian.

Okeh mari kita ambil hikmahnya. Seberapa sakitpun ini, tetap harus dijalani, mungkin sekarang jadi banyak waktu untuk anak, banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang tidak pernah beres, jadi punya waktu untuk khatamkan Al-quran, jadi punya waktu untuk baca-baca buku dan jalan-jalan ke gramedia. jadi punya waktu untuk me time. jadi punya waktu untuk melakukan hal-hal yang dahulu tidak bisa dilakukan.

Semuanya tergantung dari sudut pandang mana melihatnya. Anggap saja seperti soekarno yang tengah diasingkan kepulau Bangka.

Postingan Populer